Hal-Hal yang Membuat Bahagia Awet ! 5 Hal Ini Juaranya.


Decide Your Happiness or Sadness
Source 
Pinterest



 

Manusia mana sih, yang suka bertahan pada rasa sedih dan menyingkirkan jauh ketika datang rasa senang. Aku jamin tidak ada orang satu pun di dunia ini begitu, karena memang manusia diciptakan untuk mengejar rasa bahagia. Apapun itu makna bahagia. Baik duniawi maupun materi. 

 

Namun, kadang bukan karena suka atau menginginkan, perasaan sedih bisa hinggap begitu saja bahkan bertahan, karena suatu hal. Misalnya saja, di masa lalu, tepatnya SMP, aku mendapatkan kesempatan untuk bisa masuk sekolah menengah atas swasta yang bagus sekaligus terjamin seluruh kebutuhan hidup (ya meski harus hidup jauh dari keluarga dan kota asal), yang masa depannya juga bisa dipastikan mau ke perusahaan apa. 

 

Bayangan tentang kehidupan yang akan datang pun sudah dipenuhi hal ini. Masuk ke S******** Academy, hingga kuliah di sana, juga sampai pekerjaan yang terjamin. Eh tapi entah ceritanya berubah begitu saja, karena diganti dengan dengan beasiswa full SPP di SMA lokal, dengan syarat rapor yang bagus. Karena orientasinya ingin segera bekerja, sebenarnya aku ingin masuk SMK setelah tawaran masuk ke Academy di wilayah Jabar itu batal. Yaaaah, tapi alhamdulillahnya diberi kesempatannya itu di SMA, bukan SMK. Aku ada sedihnya, tapi ya sudah.

 

Lulus SMA, tawaran itu terulang kembali. Aku ditawari oleh pemberi beasiswa untuk bisa dibiayai full cover dan uang jajan bulanan, tapi harus masuk universitas favorit dengan jurusan bagus yang sudah ditentukan. Karena keluarga saat itu hanya bisa mendukung secara moril untuk aku bisa melanjutkan pendidikan  ke jenjang yang lebih tinggi, alias belum bisa banyak dukung secara ekonomi, aku raih lah kesempatan itu. Masuk jalur SNMPTN, belum berhasil. Diberi kesempatan berjuang di SBMPTN, dengan urutan pilihan seperti ini:

 

1) Ilmu Komunikasi / Universitas Airlangga

2) Manajemen / Universitas Airlangga

3) Ilmu Komunikasi / Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" 

 

Juga diberi rezeki masuk ke urutan ke 3, namun tidak masuk dalam daftar kampus yang termasuk syarat pemberian beasiswa. Sempat patah hati dan sedih beberapa waktu, namun akhirnya aku berhasil mengubah sudut pandangku pelan pelan agar bisa menerima keadaan. Terlebih, aku juga mendapat kesempatan beasiswa full cover di Sekolah Tinggi swasta yang juga jurusannya aku banget. 

 

Ya, sudah.. I realize that sad or happy inside could controlled by ourselves. Mau memutuskan untuk terus patah hati karena melewatkan banyak kesempatan emas juga bisa, mau ambil hikmah dan mensyukuri setiap yang ku dapat juga bisa.

 

Sampai akhirnya, aku merasa bahwa sedih dan senang, bisa kita customize sendiri dan inilah, yang menurutku bisa membuat kebahagiaan kita lebih bertahan.

1. Punya Akal Pikiran yang Masih "Berfungsi" dan Tempat Bersandar

Iyak, kesadaran yang utuh ini sangat berharga bagi diri yang selalu dipertemukan banyak surprise dalam hidup. Bisa gila gak sih, ketika kita bertubi tubi disuguhi cemilan hal yang tidak menyenangkan dan makanan masalah tiap hari, tapi tidak ada tempat untuk mengadu dan alat untuk menghadapinya? Tempat bersandar ini dalam definisiku adalah Tuhan Sang Maha Pemilik Hidup. Iya, tempatku memohon, berharap, memuji keagungan, menyampaikan segala keresahan dan harapan, rasa syukur, dan juga alat berupa pikiran dalem otak yang masih Ori. hehehe. 

 

So, bahagiaku adalah ketika bisa mengoptimalkan perangkat pikiranku sekaligus juga bisa merasa dekat dengan "Sandaran Hatiku" :3

 

2. Deep Interaksi With Mom

Ummi, ummi, ummi. Yups, emak 3x. Hayooo, ngaku di sini siapa yang suka mengamati perut ibuk kalian ketika tidur, masih bernafas normal atau *naudzubillah* sudah tidak bergerak lagi. 

 

Kebahagiaanku juga bisa terjaga, apapun masalahnya, ketika bisa tetep berkomunikasi dengan baik pada ibu. Bahkan ketika masalahku ternyata kesalahpahaman dengan ibu, aku akan tetap merasa lebih baik ketika bisa kembali bercengkarama hangat dengan ditemani beberapa cemilan sederhana atau di tengah malam sebelum tidur, bersama ibu.

 

Yaa, walau aku sangat memahami bahwa tiada yang abadi, termasuk ibu, namun apa salahnya jika mengoptimalkan kehadirannya saat ini untuk bisa terus berinteraksi dengan baik? apalagi bisa memberikan hal hal kecil yang berarti bagi beliau, yang yaa, tidak akan setimpal sepeser pun dibanding jasa beliau menjadi ibu.

 

3. Bisa Bebas Melakukan Hobi (apalagi menghasilkan ye kan)

Selanjutnya, my happiness is when I can do my favorite things freely. Uhm, lebih tepatnya sih, aku berhasil melawan ribuan alasanku dengan jutaan pendasaran agar aku bisa gak omdo melakukan hobiku. Iya, karena sangat mungkin juga aku males melakukan suatu hal, meski itu hobiku wkwk.

 

Misal misal nih ye. suka banget baca kan. (baca ini juga: Bingung Mau Baca Buku Apa? Tengok Buku Terbaik Ini Yuk!). Tapi namanya juga human, kadang kehilangan motivasi dan menggunakan mode hemat energi sehingga gak mau ngapa ngapain. Yaudah, ilang deh ilang.

 

Jadi, ketika aku berhasil membunuh mode "malesku" trus juga gak selalu mengandalkan gadget untuk mengisi waktu luang, dan bisa melakukan beberapa hal kesukaanku, itu jadi suatu kebahagiaan tersendiri hehehe. kayaknya emang mainan hp dengan segala distraksinya juga seneng. tapi gak awet huhuhu. Ohya, ketambahan lagi kalo hobinya bisa menghasilkan pundi rupiah, seperti buku pertamaku yang bisa punya pembeli dan pembaca hahahaha. 

 

4. Mendapatkan Hikmah/Hasil dari Apa yang Sudah Diperjuangkan 

Bukan melulu tentang hasil, karena hasil kenyataannya tidak selalu selaras dengan ikhtiar kita, proses juga bisa membuatku cukup bermakna dan senang. Kenapa, ya selain bisa mempergunakan akal pikiranku, aku juga senang ketika mau berjuang dan berproses mencapai sesuatu yang ku kejar. Hasil sesuai harapan atau engga, yang penting aku sudah menunaikan semua sunatullah atau cara yang bener dan terbaik buat mencapainya.

 

Ehehe, lagian kan, semua orang juga berusaha dan berdoa dan selalu ingin bisa mencapai suatu hal, yang bisa jadi sama dengan kita. apa jadinya Allah mengabulkan doa semua orang. Ya kali, misal aku ikut suatu perlombaan menulis blog, udah berupaya menulis konten terbaik, template ter estetik, gambar penunjang juga bagus, dll, berharap jadi juara pertama, dan ribuan orang lain juga melakukan hal sama sepertiku. hehehe. 

 

Dah deh, hasilnya sejomplang apapun dengan usaha mati matianku sekalipun, aku akan berusaha gapapa karena akan lebih nelongso sedih ria ketika ingat ternyata aku tidak melakukan suatu hal secara optimal dibanding sudah berusaha terdabest tapi dikalahkan dengan yang lain. Setidaknya aku menabung rezeki di masa kemudian bukan? (iya, ada skill, hikmah, yang bisa bermanfaat di kemudian hari)

5Punya Kesehatan dan Kesempatan Beraktivitas

Masa covid, banyak yang kesehatannya tidak bagus, dan kesulitan untuk bisa melakukan rutinitas normal. Hamdalah seneng banget, yang seringkali ini luput sih, bahwa aku bisa ngeliat normal, denger normal, jalan, gerakin tangan, bahkan bisa motoran ke manapun aku mau. bisa ketawa, bercanda, memilih aktivitasku ngapain, daaan banyak tentang kesehatanku dan kenormalannya sehingga bisa melakukan banyak hal.

 

Hehehe, kebanyakan dari hal sederhana bukan? yang tidak harus dimiliki oleh orang tertentu. semua pasti bisa bahagia dengan cara sederhana kan? cause it choosen, not received. 

 Kalo kamu, apa sumber bahagiamu nih...

Komentar

My Popular Post