Hal-Hal yang Membuat Bahagia Awet ! 5 Hal Ini Juaranya.
| |||
Manusia mana sih, yang
suka bertahan pada rasa sedih dan menyingkirkan jauh ketika datang rasa senang.
Aku jamin tidak ada orang satu pun di dunia ini begitu, karena memang manusia
diciptakan untuk mengejar rasa bahagia. Apapun itu makna bahagia. Baik duniawi
maupun materi.
Namun, kadang bukan
karena suka atau menginginkan, perasaan sedih bisa hinggap begitu saja bahkan
bertahan, karena suatu hal. Misalnya saja, di masa lalu, tepatnya SMP, aku
mendapatkan kesempatan untuk bisa masuk sekolah menengah atas swasta yang bagus
sekaligus terjamin seluruh kebutuhan hidup (ya meski harus hidup jauh dari
keluarga dan kota asal), yang masa depannya juga bisa dipastikan mau ke
perusahaan apa.
Bayangan tentang
kehidupan yang akan datang pun sudah dipenuhi hal ini. Masuk ke S********
Academy, hingga kuliah di sana, juga sampai pekerjaan yang terjamin. Eh tapi
entah ceritanya berubah begitu saja, karena diganti dengan dengan beasiswa full
SPP di SMA lokal, dengan syarat rapor yang bagus. Karena orientasinya ingin
segera bekerja, sebenarnya aku ingin masuk SMK setelah tawaran masuk ke Academy
di wilayah Jabar itu batal. Yaaaah, tapi alhamdulillahnya diberi kesempatannya
itu di SMA, bukan SMK. Aku ada sedihnya, tapi ya sudah.
Lulus SMA, tawaran itu
terulang kembali. Aku ditawari oleh pemberi beasiswa untuk bisa dibiayai full
cover dan uang jajan bulanan, tapi harus masuk universitas favorit dengan jurusan
bagus yang sudah ditentukan. Karena keluarga saat itu hanya bisa mendukung
secara moril untuk aku bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi, alias belum bisa banyak dukung secara ekonomi, aku raih lah kesempatan
itu. Masuk jalur SNMPTN, belum berhasil. Diberi kesempatan berjuang di SBMPTN,
dengan urutan pilihan seperti ini:
1) Ilmu Komunikasi /
Universitas Airlangga
2) Manajemen /
Universitas Airlangga
3) Ilmu Komunikasi /
Universitas Pembangunan Nasional "Veteran"
Juga diberi rezeki masuk
ke urutan ke 3, namun tidak masuk dalam daftar kampus yang termasuk syarat
pemberian beasiswa. Sempat patah hati dan sedih beberapa waktu, namun akhirnya
aku berhasil mengubah sudut pandangku pelan pelan agar bisa menerima keadaan.
Terlebih, aku juga mendapat kesempatan beasiswa full cover di Sekolah Tinggi
swasta yang juga jurusannya aku banget.
Ya, sudah.. I realize
that sad or happy inside could controlled by ourselves. Mau memutuskan untuk
terus patah hati karena melewatkan banyak kesempatan emas juga bisa, mau ambil
hikmah dan mensyukuri setiap yang ku dapat juga bisa.
Sampai akhirnya, aku
merasa bahwa sedih dan senang, bisa kita customize sendiri dan inilah, yang
menurutku bisa membuat kebahagiaan kita lebih bertahan.
1. Punya Akal Pikiran yang Masih
"Berfungsi" dan Tempat Bersandar
Iyak, kesadaran yang
utuh ini sangat berharga bagi diri yang selalu dipertemukan banyak surprise
dalam hidup. Bisa gila gak sih, ketika kita bertubi tubi disuguhi cemilan hal
yang tidak menyenangkan dan makanan masalah tiap hari, tapi tidak ada tempat
untuk mengadu dan alat untuk menghadapinya? Tempat bersandar ini dalam
definisiku adalah Tuhan Sang Maha Pemilik Hidup. Iya, tempatku memohon,
berharap, memuji keagungan, menyampaikan segala keresahan dan harapan, rasa
syukur, dan juga alat berupa pikiran dalem otak yang masih Ori. hehehe.
So, bahagiaku adalah
ketika bisa mengoptimalkan perangkat pikiranku sekaligus juga bisa merasa dekat
dengan "Sandaran Hatiku" :3
2. Deep Interaksi With Mom
Ummi, ummi, ummi. Yups,
emak 3x. Hayooo, ngaku di sini siapa yang suka mengamati perut ibuk kalian
ketika tidur, masih bernafas normal atau *naudzubillah* sudah tidak bergerak
lagi.
Kebahagiaanku juga bisa
terjaga, apapun masalahnya, ketika bisa tetep berkomunikasi dengan baik pada
ibu. Bahkan ketika masalahku ternyata kesalahpahaman dengan ibu, aku akan tetap
merasa lebih baik ketika bisa kembali bercengkarama hangat dengan ditemani
beberapa cemilan sederhana atau di tengah malam sebelum tidur, bersama ibu.
Yaa, walau aku sangat
memahami bahwa tiada yang abadi, termasuk ibu, namun apa salahnya jika
mengoptimalkan kehadirannya saat ini untuk bisa terus berinteraksi dengan baik?
apalagi bisa memberikan hal hal kecil yang berarti bagi beliau, yang yaa, tidak
akan setimpal sepeser pun dibanding jasa beliau menjadi ibu.
3. Bisa Bebas Melakukan Hobi (apalagi
menghasilkan ye kan)
Selanjutnya, my
happiness is when I can do my favorite things freely. Uhm, lebih tepatnya sih,
aku berhasil melawan ribuan alasanku dengan jutaan pendasaran agar aku bisa gak
omdo melakukan hobiku. Iya, karena sangat mungkin juga aku males melakukan
suatu hal, meski itu hobiku wkwk.
Misal misal nih ye. suka
banget baca kan. (baca ini juga: Bingung Mau Baca Buku
Apa? Tengok Buku Terbaik Ini Yuk!). Tapi namanya juga human, kadang
kehilangan motivasi dan menggunakan mode hemat energi sehingga gak mau ngapa
ngapain. Yaudah, ilang deh ilang.
Jadi, ketika aku
berhasil membunuh mode "malesku" trus juga gak selalu mengandalkan
gadget untuk mengisi waktu luang, dan bisa melakukan beberapa hal kesukaanku,
itu jadi suatu kebahagiaan tersendiri hehehe. kayaknya emang mainan hp dengan
segala distraksinya juga seneng. tapi gak awet huhuhu. Ohya, ketambahan lagi
kalo hobinya bisa menghasilkan pundi rupiah, seperti buku pertamaku yang bisa
punya pembeli dan pembaca hahahaha.
4. Mendapatkan Hikmah/Hasil dari Apa yang
Sudah Diperjuangkan
Bukan melulu tentang
hasil, karena hasil kenyataannya tidak selalu selaras dengan ikhtiar kita,
proses juga bisa membuatku cukup bermakna dan senang. Kenapa, ya selain bisa
mempergunakan akal pikiranku, aku juga senang ketika mau berjuang dan berproses
mencapai sesuatu yang ku kejar. Hasil sesuai harapan atau engga, yang penting
aku sudah menunaikan semua sunatullah atau cara yang bener dan terbaik buat
mencapainya.
Ehehe, lagian kan, semua
orang juga berusaha dan berdoa dan selalu ingin bisa mencapai suatu hal, yang
bisa jadi sama dengan kita. apa jadinya Allah mengabulkan doa semua orang. Ya
kali, misal aku ikut suatu perlombaan menulis blog, udah berupaya menulis
konten terbaik, template ter estetik, gambar penunjang juga bagus, dll,
berharap jadi juara pertama, dan ribuan orang lain juga melakukan hal sama
sepertiku. hehehe.
Dah deh, hasilnya
sejomplang apapun dengan usaha mati matianku sekalipun, aku akan berusaha
gapapa karena akan lebih nelongso sedih ria ketika ingat ternyata aku tidak
melakukan suatu hal secara optimal dibanding sudah berusaha terdabest tapi
dikalahkan dengan yang lain. Setidaknya aku menabung rezeki di masa kemudian
bukan? (iya, ada skill, hikmah, yang bisa bermanfaat di kemudian hari)
5. Punya Kesehatan dan
Kesempatan Beraktivitas
Masa covid, banyak yang
kesehatannya tidak bagus, dan kesulitan untuk bisa melakukan rutinitas normal.
Hamdalah seneng banget, yang seringkali ini luput sih, bahwa aku bisa ngeliat
normal, denger normal, jalan, gerakin tangan, bahkan bisa motoran ke manapun
aku mau. bisa ketawa, bercanda, memilih aktivitasku ngapain, daaan banyak
tentang kesehatanku dan kenormalannya sehingga bisa melakukan banyak hal.
Hehehe, kebanyakan dari
hal sederhana bukan? yang tidak harus dimiliki oleh orang tertentu. semua pasti
bisa bahagia dengan cara sederhana kan? cause it choosen, not received.
Komentar
Posting Komentar