Kenapa sih, Harus Menulis di Blog?

 Source foto : google

A Third Blog Post in Ramadan 1442H By Reva RA

Selalu ada Why dibalik semua apapun.

Kita sebagai manusia butuh ngobrol dan bersosialisasi, terdoronglah kita untuk saling bicara. Jika dekat bisa langsung, namun jika jauh? Nah muncullah penemuan alat komunikasi berupa surat, telegraf telepon, media chat, hingga video call.

Kita sumuk, butuh kipas angin/AC. Kita bingung tentang suatu hal, akhirnya google-ing. Ada pandemi dan potensi persebaran virus melalui kontak langsung, sekolah dan ngantor jadi online.

Iya, banyak hal dimulai dari masalah maupun kebutuhan. Begitu pun blog ini. Ada apa sih, sampai harus ngoceh banyak dan konsisten di tempat ini? Oke kita mulai dengan problem ini:

Kurang disiplin

Iya, meski pikiranku ingin selalu bisa melakukan berbagai hal dengan disiplin, menulis rutin, tidur tepat waktu, tidak terlalu lama main medsos, banyak baca buku, selalu planning dan produktif, dan sebagainya, tapi ada saja yang akhirnya membuatku tidak sedisiplin yang ku ekspektasikan itu. lingkungan. Apa yang ada di sekitarku kurang memacuku untuk melakukannya. Konformitas, semua begadang, aku juga. Semua jarang baca buku, aku pun. Sekarang banyak trend di medsos dan kebanyakan suka habisin waktu di sana, aku sama pula. Ya ya ya, aku bukan bermaksud menyalahkan lingkungan saja. Aku juga yang sebetulnya punya pikiran sendiri, tentu bisa berinisiatif secara mandiri buat mengelola diriku. Ya kan? Kalau bahasanya James Clear di bukunya Atomic Habits, kita bisa menjadi “arsitek lingkungan” meskipun lingkungan kurang memacu kita melakukan setiap hal yang sebaiknya dilakukan.

Yaa, jadi begitulah, salah satu masalah ini mendorongku untuk segera menyelesaikannya dengan cara terbaik apapun. Ku tengok tengok blogging ini jadi salah satu jalan yang agak berjodoh sama masalah ini. Semoga ya.

Kurang memahami khas diriku

Lagi dan lagi, meski sudah hampir 22 usiaku, terkadang aku masih ragu dan kompetensi andalanku. Gak hanya kompetensi juga, kepribadianku, kemauanku, spesifikasi pengetahuanku, dan semua yang aku banget, masih random. Banyak mencoba dan berpengalaman banyak hal, tidak membuatku puas untuk mendefinisikan siapa diriku. Mengajar, membuat desain, ngeMC, berjualan berbagai hal, mengatur jalannya acara dan sdm, menulis, menata administrasi keluar masuknya barang gudang, mendalami science atau IPA, ikut dalam proyek pemberdayaan ekonomi kecil kecilan, dan sebagainya itu, tidak membuatku kenyang sama sekali. Aku masih lapar untuk terus menggali dan mencoba, terutama pada hal hal yang aku tahan, nyaman, dan merasa aku banget di situ.

Memang belum ada sama sekali rev? Ya tentu sudah, seperti menulis, berjualan. Tapi apa aku sudah bisa disebut expert yang di mana tiap orang bingung, ingin bertanya tentang bidang terkait, larinya ke aku? apa sudah menghasilkan banyak dari skill di bidang tersebut? jelas. Jelas belum, hehe.

Nampaknya jalan blogging ini juga puzzle dengan kebutuhanku yang satu ini. Memperdalam tentang siapa diriku dan apa expertisku.

Merasa gatal gatal jika menyembunyikan informasi yang bermanfaat

Iya, gatal. Bukan gatal secara fisik dan butuh digaruk bukan. Tapi gatal dalam artian gemas. Apa rasanya jika kalian tahu bahwa efek dari olahraga rutin sejak muda sangat powerful terutama untuk produktivitas semasa hidup dan lamanya usia harapan hidup, tapi anak muda hari ini, ada sebagian yang malesnya luar biasa untuk banyak bergerak secara fisik?

Ya, rasanya semacam itu.

Membaca buku, mendengar podcast, mengamati media sosial, berdiskusi dengan teman, menonton film, dinasihati ibu, dan banyak input pengetahuan keren bin useful itu, sangat sayang jika ku simpan sendiri. Karena kebanyakan info itu anteng dalam ingatan saja, sebagian dilaksanakan, sebagian justru malah menguap lenyap entah ke mana. Eman pol.

Apalagi, jika info/pengetahuan itu bisa mengubah hidup bagi mereka yang mengetahuinya. Katakanlah sebelumnya ada kalangan netizen yang belum tahu caranya nambah jajan sedangkan mereka juga pingin mbantu ekonomi orang tua mereka. Ada yang berbaik hati membagikan tips mudah menambah penghasilan sendiri lewat internet. Mereka lihat, terapkan rutin, dan pelan tapi pasti bisa mendapat hasilnya. Jadi ladang amal jariyah juga gak sih?

Nah ku lihat, blogging ini juga platform yang sangat cocok untuk kebutuhan ini.

Relasi yang sefrekuensi masih sedikit

Orang ternyaman yang bisa kita ajak ngobrol, bahkan sampai lupa waktu alias merasa waktu cepat berlalu jika sudah berinteraksi dengannya, kebanyakan datang dari mereka yang punya pikiran, perasaan, tujuan, pengalaman, dll yang serupa. Iya, ada kesamaan yang menyatukan. Bahasa kerennya dari relasi ini adalah orang orang yang sejiwa dengan kita.

Ya, dan masalahnya aku merasa, mereka yang sejiwa ini masih sedikit, 1, 2, 3, tidak sampai banyak banget lah. Terus memangnya kenapa? Apakah aku tidak bisa makan jika relasi sejiwaku sedikit? Bukan itu. Problematikanya, terletak pada macetnya aliran ide dan aksi yang seharusnya bisa terlaksana. Jika hanya sedikit yang punya pandangan dan arah yang serupa dengan kita, tentu kesulitan untuk saling tukar gagasan dan sharing pengalaman masing masing dalam memperjuangkan hal tersebut.

Misalnya saja, aku punya interest tinggi pada pendidikan karakter anak sejak usia dini. Oke, lalu, aku punya 1 teman dengan minat yang sama. Sip, kemudian, kami sepakat untuk menulis buku bersama sekalian mengikuti kursus menulis dan bisa diterbitkan, dibaca, oleh mereka yang terlibat langsung dalam mendidik anak yang jumlahnya masih beberapa puluh. Bagaimana jika tujuan yang sama tersebut digarap bersama oleh komunitas peduli pendidikan karakter anak? Apa ya dampak baiknya justru akan semakin besar?

Sehingga ku amati blog ini bisa menjawab masalah kekurangan network ini.

Hobi dan (merasa) bisa menulis

Terakhir, tapi bukan terakhir banget, yang sebenarnya juga bukan tergolong masalah, adalah interestku yang tinggi pada dunia kepenulisan. Apalah aku yang hidup kemudian mati namun tidak menyisakan bekas pengaruh sama sekali di dunia ini. Ketika aku mengingat jejak ku yang lalu, kebanyakan pengalaman diwarnai oleh menulis. Pernah terbit, pernah dinilai soal kualitas tulisanku, bahkan tulisanku juga pernah berbayar.

So, why not I use this blog as my one way to write. Bukankah ini sangat potensial untuk hobi yang satu ini?

Kalau kamu? Apa alasan terkuatmu, entah masalah, kebutuhan, dorongan apapun itu, yang membuatmu pingin ngeblog? Atau karena bokek dan ingin nambah cuan? Hehe.. sharing yuk.


Komentar

My Popular Post