Saat Jenuh, Beberapa Inspirasi Ini Menampol Diri Banget

 


A Ninth Blog Post in Ramadan 1442H By Reva RA

Kehidupan memang dan akan selalu berjalan dinamis ya. 

Meski begitu, bagi sebagian atau bahkan kebanyakan orang pasti pernah merasakan jenuh. Bosan. Muak dengan apa yang ia hadapi. Bisa kadang terjadi. Juga sangat bisa sering dirasakan. 

Apakah salah? Tentu wajar dong. Apalagi 24 jam yang kita semua lalui sebagian besarnya adalah rutinitas berulang. Tidur +/- 7 jam, makan minum, mandi, pekerjaan rumah seperti mencuci baju/piring + bersihkan lantai rumah + bersihkan kamar mandi + masak/menyiapkan makanan, dan sejenisnya. Juga pekerjaan maupun kegiatan belajar yang cenderung monoton. 

Capek ga? Capek ga? Capek ga? Cape lah masa engga wkwkwk. 

Itsokey, hal itu menandakan gejolak diri ini membutuhkan sesuatu yang lebih serius, menantang, dan menuntut kemajuan dari kondisi yang kita hadapi sekarang. Tapi memang tidak bisa langsung mengubah 180 derajat sekaligus dari keadaan saat ini, alias ya tentu kita harus menghadapi yang biasa dilakukan. 

Tenang, beberapa sumber inspirasi versiku ini mungkin bisa menginspirasimu juga. Hal yang terpenting bukan dari apa inspirasimu, tapi apa yang benar-benar membuatmu tergerak. 

Jangan baca doang, gerak kagak hehehe. Becanda. 

 Yaps, ini dia inspirasi teratas yang paling menampolku: 

Tokoh Panutan dan Karyanya

Ada dua tipe untuk ini. Satu, yang muncul dari pikiran sadar dan penuh penghayatan. Dua, yang tampil ketika sedang berseluncur di dunia maya, membunuh kebosanan. 

Untuk tipe pertama, siapa lagi kalau bukan Uswatun Hasanah umat muslim sejak dulu hingga kini, Nabi Muhammad. Mengetahui jalan hidupnya, perjuangannya, karya yang berhasil beliau torehkan untuk agama islam membuatku menyadari bahwa keresahanku sehari-hari ini masih cukup remeh dibandingkan apa yang beliau mati-matian usahakan. 

Jenuhku ketika nyeri dilep karena tamu bulanan melanda, tidak sengeri menghadapi ancaman maut Nabi Muhammad yang siap menyambut kapan saja terutama pada momen genting saat hijrah bersama Abu Bakar ke Madinah dan Ali menggantikannya di tempat tidur. 

Bosanku ketika menghadapi tugas perkuliahan yang seabrek tidak sejenuh berdakwah ke masyarakat pagan yang hobi bermaksiat dan membunuh bayi perempuan serta kurang membawa hasil yang signifikan selama 10 tahun Nabi bertugas di Mekkah.

Dan.. Banyak lagi keremeh temehan (bukan ramah tamah, sabar masih puasa wkwk) kejenuhanku yang ku anggap sebagai sesuatu yang besar, ternyata tidak ada apa-apanya dibanding tokoh panutanku satu ini. Konsistensi, kegigihan, perlawanan terhadap semua tantangan termasuk rasa jenuh dan putus asa yang membawakan islam bisa sangat maju hanya dengan 23 tahun masa kenabian, membuatku cukup tertampol untuk bisa meneladani persistensinya. 

Untuk tipe kedua, ga jauh jauh. Banyak senior yang sudah berkiprah dan meninggalkan jejak karyanya di berbagai media yang mudah diakses. Kisah jatuh bangun mereka memberiku bensin tak kasat mata untuk bisa “keep pedaling after in worst case”. 

Siapa mereka? banyak wkwk saking banyaknya, aku hanya bisa menarik pola ini: mereka yang berjasa mendorongku untuk bisa melakukan hal apapun yang berguna, adalah mereka yang tak mengenaliku tapi aku menganggap mereka adalah aku di masa depan. 

Tentu tidak ada orang yang persis seperti ku impikan, tapi gabungan hehe. Kamu punya tokoh teladan yang pingin kamu tiru juga gak, jejak karyanya?

 Jejak Pencapaian Diri serta Harapan Impian 

Aku sudah mencapai beberapa proses dan hasil dari perjalananku yang telah lalu. Iya kejenuhan tentu muncul mengingat jalan masih panjang yang harus dilalui dan tidak mudah. 

Tapi ketika ingat lagi manis pahit, suka duka, dan segala hal yang sudah ku lalui itu, dikombinasikan dengan banyak ekspektasi (baca: rencana), kejenuhan ini akhirnya ku sadari sebagai salah satu bumbu penyedap perjalanan saja. 

Dengan kata lain, tidak perlu didramatisir “penderitaannya”. Ya sudah, cari solusi agar tidak terlalu dalam masuk ke perangkap kebosanan ini, selesai. Yaaa, meski realita gak semudah teks ini, yang jelas mengubah cara pandang atau mencari cara keluar dari hal yang membosankan, punya banyak cara kan? Simak tips tambahan dariku nanti ya. 

Bukti Pengorbanan Orangtua yang Sayang Disia-Siakan 

Yaak, hal sangat klasik yang sulit disadari. Kasih sayang emak bapak. Sampai detik ini, sepaket daging, organ, fasilitas, dan nilai nilai yang ku miliki ini punya donatur tetap serta rutin bahkan terbesar dari orang tua. 

Ya begimana, sejak lahir hingga kini (20++) masih berjuang mendukung segala keperluanku. Ga akan mungkin bisa dirupiahkan juga. 

Iya, jenuh yang ku miliki bisa tersiram begitu saja ketika melihat sosok ibu yang tertidur pulas karena kelelahan bekerja atau juga menyaksikan ayah yang masih berpeluh keringat mendulang rupiah. 

Bisa-bisanya aku mengeluh cape kuliah dan cari kerjaan buat next future padahal my parents done many things and even heavier than me. So, can I think of this everytime I very tired? Yes I will do! 

Kenyataan Bahwa Repetisi Rutinitas Bisa Mengasah Suatu Hal

Nah ini juga. Kadang hal yang sama membuat kita berpikiran: “yaela gini gini doank, gini gini terus. Cape hei” 

Pernah tahu tapi juga sering lupa: 100x latihan tendangan yang berbeda oleh seorang pemain sepakbola, akan kalah dengan 100x tendangan dengan jenis gerakan yang sama oleh pemain lainnya. 

Haha kalo quotes di buku tulis biasanya bilang, practice make perfect 

Ya sudah, ku yakin kalian bisa mengambil kesimpulannya sendiri. (cuci piring tiap hari bisa bikin kita jago cuci piring, ahahaha, bukan ini, you know what I mean lah) 


Additional Tips: Gain or Join Some Opportunity that Challenges You, Lakukan rutinitas dengan cara yang kreatif misalnya cuci piring pasca sahur dengan denger podcast seru?, Rearrange your room. Udah. It’s my mind, my opinion. What about you? What is your main inspirational resources?


Jadi, sumber inspirasimu apa? 

Komentar

My Popular Post